08
Dirasa sudah hampir seharian mereka berada diluar, kini Abrams yang sedang mengendalikan setir mulai melajukan mobilnya. Aluna nampak terdiam duduk disebelahnya. Abrams melihat ke arah kekasihnya yang mendadak diam dan tidak mengeluarkan sepatah kata.
“Kamu kenapa? Kok abis makan jadi diem begini?”
Aluna masih belum juga menjawab pertanyaan dari Abrams.
“Hey? Kenapa sih? Aku tadi ada salah ngomong?”
Gadis itu menggeleng. “Aku nggak mau pulang!!!”
Abrams yang sebelumnya nampak panik langsung bernafas lega mendengar jawaban dari sang kekasih. Setidaknya, ucapan yang keluar dari mulut kekasihnya bukan merupakan hal-hal yang ia khawatirkan.
Ia mengelus puncak kepala gadis itu, “Besok lagi ya? nggak enak sama keluarga kamu. Udah lumayan lama juga kita diluar… Udah mau sore gini, kita dari pagi loh, Lun.”
Aluna langsung mengerucuti bibirnya dan menunduk disamping Abrams yang membuat Abrams gemas saat melihat tingkah lucu kekasihnya.
“Jelek manyun gitu kayak kodok, besok-besok lagi aku izin pinjem kamu sampe malem deh. Biar kamu juga bisa night ride sama aku. Gimana?”
“Bener ya?” tanya Aluna dengan sangat antusias.
“Iyaaaa.”
“Yes! JANJI DULUUUUU! Siniin kelingking kamu.” Aluna langsung meraih tangan Abrams dan menyatukan jari kelingkingnya ke jari kelingking Abrams.
“Oke udah janji.”