203
Masih tetap duduk di pos satpam, Mia bolak-balik untuk mengecek ponselnya. Menunggu balasan dari sang kekasih. Langit semakin gelap, perasaan Mia juga semakin tidak karuan. Jose tidak mengangkat teleponnya, ditambah laki-laki yang berada di parkiran motor sekolahnya tidak berhenti untuk memperhatikannya.
Biasanya, Pak Ical atau satpam sekolah Mia suka berada di dalam pos. Namun, hari ini sosok laki-laki tua itu tidak ada di dalam. Jadilah Mia duduk seorang diri disana. Waktu semakin berjalan, Mia tidak berhenti untuk menghubungi Jose dan juga teman-teman dari kekasihnya itu. Tapi tetap tidak ada yang mengangkat panggilnnya.
“Mia.”
Mia dibuat terkejut oleh siapa yang berdiri di depannya. Ia berusaha untuk tetap santai dan terlihat tidak panik.
“Mau balik bareng nggak? Gue udah ngabisin 3 batang rokok dan lo masih disini aja. Emang lagi nunggu orang?”
“Iya,” jawab Mia.
“Kalo nggak pasti mending sama yang pasti aja, Mi. Ini udah sore banget, emang lo nggak diomelin nyokap lo?”
Mia menggeleng. “Nggak apa-apa gue masih mau nunggu, takut dia dateng gue nya nggak ada.”
“Kalo 5 menit orang yang lo tunggu nggak dateng juga, lo balik sama gue ya?” tanya Zacky.
“Gue bisa balik sendiri nanti.”
“Udah sore kali, Mi. Nggak aman, mending balik sama gue. Kita bisa sekalian sambil muter-muter.”
Puk
“Thanks tawarannya. Tapi, orang yang udah ditunggu cewek gue udah dateng.”
Mia membulatkan matanya saat melihat Jose yang berdiri di belakang Zacky sembari menepuk pundak laki-laki itu.
“Lo siapa?”
“Pacarnya Mia.”
Ekspresi Zacky berubah. Zacky juga sempat melirik ke arah Mia seakan bertanya apakah perkataan itu benar. Mia mengangguk.
“Ayo, Mi, pulang. Mama kamu udah nanyain kamu ke aku,” ucap Jose sembari mengulurkan tangannya ke Mia. Mia langsung bangkit dari duduknya dan mengikuti Jose.
“Duluan ya, Zacky. Thanks buat tawarannya,” pamit Mia.
Zacky masih membisu. Sampai lamunannya disadarkan oleh tepukan dibahunya. “Thanks udah nungguin cewek gue sampe gue dateng, setidaknya dia aman. Tapi, besok-besok jangan lagi ya, Bro.”
Di perjalanan, Jose hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Mia yang yakin bahwa kekasihnya marah, memilih untuk diam tanpa menegur Jose. Saat tiba di rumah Mia pun Jose sama sekali tidak berbicara apa-apa kepada Mia. Laki-laki itu berusaha untuk tidak melakukan eye contact dengan Mia.
“Makasih udah dianterin pulang. Maaf kalo semisalnya kamu nggak suka sama suasana di pos tadi.”
Jose tidak menghiraukan Mia. Ia memilih untuk melepaskan helm yang masih terpakai di kepala gadisnya itu.
“Kamu pulangnya hati-hati, Jo.”
Jose hanya mengangguk dan kembali menyalakan mesin motornya.