223
Sampai ditujuan, Jose langsung menepikan mobilnya dipinggiran tol yang tadi sudah Mia beritahu. Jose bisa melihat kedua gadis yang tengah duduk dipinggiran pembatas besi tol itu. Tanpa berlama-lama, Jose langsung bergegas untuk turun dan menghampiri keduanya.
“Kenapa bisa diturunin di tengah jalan?” tanya Jose ke arah gadis yang masih membuang tatapannya ke sembarang arah.
Paham dengan itu, Jose langsung melempar pertanyaan ke Elona.
“Kenapa bisa diturunin, Na?”
“Bannya kempes,“ jawab Elona.
“Tadi kita mau ikut sama petugas tol, tapi kata Mia lo mau kesini. Jadinya yaudah kita milih diem disini.”
Jose melirik ke arah Mia yang masih terdiam.
“Yaudah lo masuk ke dalem mobil dulu aja, Na.”
“Ngga apa-apa nih?”
“Santai aja.”
Elona langsung berlari kecil dan segera memasukki mobil Jose.
Jose tidak langsung masuk bersama Elona, melainkan ia menghampiri gadisnya yang sedaritadi tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia langsung menggenggam tangan Mia untuk segera ikut masuk ke dalam mobil bersamanya.
“Lepasin.”
“Dingin, lagian udah malem. Emang nggak mau pulang?”
“Ya mau!”
“Ya makanya ayok masuk.”
“Bisa sendiri,” ujar Mia sembari meninggalkan Jose.
Baru saja Mia ingin membuka pintu belakang mobil Jose, sang pemilik mobil sudah lebih dulu untuk meneriakinya.
“Duduk di depan, emangnya gue sopir.”
Mia memutarkan bola matanya malas. Mau tidak mau, ia harus duduk di depan dan bersebelahan dengan Jose.