224

Hari ini jadwal Adys dan teman-teman panitia yang lainnya untuk mengadakan Technical Meeting untuk acara cup sekolahnya. Adys sudah terlebih dahulu berada di aula dengan Chandra yang sedari tadi sibuk dengan menghafal materi yang ingin disampaikan.

Kalem weh atuh, Dra.” Adys berusaha menenenangkan Chandra.

“Duh! Lagi tumbenan nih Dys, lagi nggak fokus,” sahut Chandra.

“Minum dulu minum.”

Setelah beberapa menit, siswa-siswi dari sekolah lain bahkan dari SMANSA sudah mulai berdatangan dan mulai mengisi kursi-kursi yang telah disediakan.

Chandra mulai membuka pertemuan hari ini. Adys juga ikut berbicara untuk membantu Chandra di depan sana. Saat sedang memberikan arahan, matanya tidak sengaja bertemu dengan mata laki-laki yang sedaritadi tidak berhenti memperhatikannya.

Laki-laki itu melemparkan senyuman hangat kepadanya. Adys yang masih memberikan arahan tanpa sadar juga membalas senyuman laki-laki itu.

Farel yang melihat Adys tersenyum ke arahnya langsung salah tingkah.

“Wey teteh senyumin aing balik wey!” batinnya.

Sedangkan Reno yang duduk di sebelahnya melihat Farel dengan tatapan bingung.

Maneh teh kenapa sih, Rel? Dari tadi kayak orang bener aja.”

“Eh—Apa No? Maaf, aing terlalu serius dan excited itu dengerin arahannya, nggak sabar euy! Tinggal sehari lagi.” Farel terkekeh.

Reno menggelengkan kepalanya pertanda tidak paham dengan sikap Farel. Sedangkan Farel, ia memilih untuk menahan salah tingkahnya dengan kembali mendengarkan Adys yang masih berbicara di depan sana.


Technical Meeting selesai dengan tepat waktu. Adys baru saja keluar dari toilet setelah tadi izin sebentar untuk buang air kecil. Ia berjalan mengitari koridor panjang yang sudah lumayan sepi. Baru saja ia ingin kembali masuk ke dalam aula, dirinya tidak sengaja berpapasan dengan Farel.

“Teteh?”

“E-eh… Maneh mau kemana?”

“Futsal teh,” jawab Farel.

“Teteh masih beberes?” Farel mencoba melihat ke arah aula yang masih ramai dengan panitia.

Adys mengangguk.

“Kamu mau futsal udah bawa minum belum, Rel?” tanya Adys.

Baru saja Farel ingin menjawab, Reno sudah lebih dulu meneriaki namanya agar segera berjalan menghampirinya.

Farel hanya menggeleng, “Belum teh, yaudah Farel izin ke lapangan ya teh, udah ditunggu yang lain.”

“Eh bentar!” tahan Adys saat Farel ingin berjalan menghampiri Reno.

Adys langsung masuk ke aula dengan sedikit berlari, Farel yang melihat itu langsung tertawa gemas karena melihat tingkah Adys.

Tidak lama setelah itu, Adys keluar dengan membawa dua botol air mineral.

“Nih, satu buat maneh, satu buat Haris. Masih ada sisa tadi bekas TM.” Adys memberikan dua botol air mineral ke arah Farel yang langsung diterima oleh Farel.

Nuhun ya, teh. Teteh semangat beres-beresnya!”

Adys mengangguk, “Makasih ya! Maneh juga semangat futsalnya, biar bisa menang!”

“Yaudah, gih, sana. Udah ditunggu yang lain tuh, nanti telat.”

Bukannya berjalan menuju lapangan, Farel malah terdiam sembari menatap lekat mata Adys.

“Kalo begini aing rela denda dua ribu permenitnya kalo telatnya karena ngobrol sama teteh!” ucapnya dalam hati.

“Rel?” Adys melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Farel.

Farel langsung tersadar dari lamunanbya dan langsung mengangguk, “Eh iya teh. Yaudah, aing futsal dulu ya teh!”

“Dah, teteh!” Farel berlari menuju lapangan sekolah.

Adys langsung kembali masuk ke dalam aula sembari tersenyum.

Eleuh.. Eleuh… Maneh teh selesai buang air kecil ketemu pangeran apa gimana, Dys? Masuk-masuk langsung cerah begitu muka maneh!”

“Ih! Berisik mulut maneh, Ca!”