397

Adys benar-benar merasa tidak tenang. Seharusnya ia bisa duduk bersebalahan dengan sahabatnya, Nakeya. Namun, Bintang sudah lebih dulu menempatkan bokongnya dikursi yang berada tepat di sebelah Keya. Jadi, mau tidak mau, ia harus duduk bersebalahan dengan Nathan. Sebenarnya ia sama sekali tidak masalah, tapi tatapan mata publik benar-benar sangat menganggu Adys yang sedang menikmati ketoprak hasil traktiran dari Keya.

“Dys, kenapa? Kok lo kayak risih gitu duduk sebelah gue?” tanya Nathan yang membuat kedua insan yang berada di depannya juga ikut melihat ke arahnya dan Adys.

Adys menggeleng. “Nggak, bukan risih karena duduk disebelah maneh.”

“Terus?”

“Itu perkumpulan fans maneh yang ada di pojok sana kayaknya sebentar lagi dateng terus ngeguyur aing pake es teh manis deh, Nat.”

Nathan melihat ke arah yang di maksud Adys. “Nggak usah dipikirin. Mana berani dia ngeguyur lo. Mereka semua adik kelas.”

“Kok tau?”

“Salah satu dari mereka teh ada yang pernah confess ke si Nathan, tapi Nathan tolak abis-abisan euy!” sahut Bintang.

“Parah!” ledek Adys.

“Orang nggak suka, masa gue terima?”

Adys terkekeh, “Iya... Iya... Cowok kasep mah beda ya.”

Nathan ikut tertawa sembari melirik ke arah Adys.

Keya yang sedaritadi menyimak sembari mengamati seluruh penjuru kantin mendadak membulatkan matanya ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang berada tidak jauh dari tempat mereka ber-empat duduk. Adys yang seperti diberi kode oleh Keya langsung menaikkan alisnya.

“Apasih?” tanya Adys dengan suara pelan.

“Liat belakang, serong kiri.” Keya juga berbicara dengan pelan sembari menutupkan mulutnya agar dua orang lainnya tidak dapat mengetahui apa yang dikatakan olehnya.

Adys sedikit bingung dengan tingkah Keya. Tapi, ia tetap menuruti perintah sahabatnya itu untuk melihat ke arah belakang. Saat ingin membalikkan badannya, notif ponsel milik Adys sudah lebih dulu berbunyi yang membuat Adys mengagalkan niatnya. Betapa kagetnya ia saat melihat nama si pengirim pesan. Ia langsung melanjutkan niatnya untuk mebalikkan badan ke arah belakang. Benar saja, ia bisa melihat Farel yang sedaritadi sudah duduk disana sembari mengamatinya dengan Nathan yang juga berada duduk disebelahnya.

Adys kira, Farel akan menghampirinya atau melakukan aksi gila karena melihatnya yang duduk bersebelahan dengan Nathan, namun laki-laki itu lebih memilih untuk melambaikan tangan ke arahnya sembari tersenyum.