announcement.
Setelah selesai dengan acara memasang tenda dan bersantai sejenak, kini pengurus osis kembali memerintahkan seluruh siswa SMANDA untuk segera berkumpul dan berbaris di lapangan utama. Ketua osis kembali membacakan rundown acara selanjutnya yaitu api unggun dan jurit malam. Api unggun akan dilaksanakan setelah kegiatan ishoma. Sedangkan jurit malam akan dilaksanakan setelah kegiatan api unggun.
“Jam 18.30 semuanya udah harus bikin lingkaran di lapangan sebelah sana, nggak ada yang boleh telat dan nggak ada yang boleh rusuh pas bikin lingkarannya,”
“Untuk kelas 12, akan ada api unggun terpisah karena adanya keterbatasan tempat.”
Ucapan tersebut menimbulkan perseruan antara kels 11 dan kelas 12, karena merasa tidak adil.
“Dih, apaan kok enak banget dipisah gitu.”
“WOOOOO CURANG AGIT.”
“Lah sirik?”
“WOY ANGKATAN GUE JUGA MAU DONG API UNGGUN TERPISAH.”
“DIEM LO ANAK TENGAH.”
“IYA DEH AGIT”
Tidak ada protes dari seluruh siswa kelas 10, mereka memilih diam untuk mencari aman.
“Semuanya harap tenang, dikarenakan adanya keterbatasan tempat. Kami selaku pengurus osis dan kesiswaan telah merundingkan tentang masalah ini. Jadi, mau tidak mau kelas 12 akan melakukan kegiatan api unggun terpisah dengan kelas 10 dan kelas 11.” Ketua osis itu mulai menenengakan suasana yang sudah setengah ricuh.
Suasana sudah kembali kondusif, ketua osis kembali menyampaikan informasi selanjutnya, “Kegiatan jurit malam akan diadakan pukul 9 malam setelah kegiatan api unggun selesai. Diharapkan semua siswa membentuk kelompok masing-masing dengan jumlah anggota 6, cewek-cowok, tidak boleh cewek atau cowok semua.”
“Yah…”
“Ada yang keberatan? Boleh menyuarakan pendapat di depan sini, di sebelah saya.”
Seketika semuanya hening dan menggeleng. Ketua osis tahun ini memang dapat dibilang sangat tegas dan menyeramkan. Jadi tidak ada satupun murid yang membantah.
“Kalau begitu barisan saya bubarkan dan kalian bisa kembali untuk bersap-siap sebelum melaksanakan kegiatan ishoma… Oh iya, satu lagi, jangan lupa bawa senter untuk kegiatan jurit malam nanti.”
“Ada yang ingin bertanya sebelum barisan benar-benar saya bubarkan?”
Seluruh siswa saling menengok satu sama lain untuk melihat apakah ada yang ingin bertanya. Karena tidak ada yang bertanya, barisan benar-benar dibubarkan. Seluruh siswa SMANDA langsung pergi ke tendanya masing-masing untuk berisap-siap.