Elian & Bigel

Motor Elian sudah terparkir sempurna didepan halaman rumah milik Bigel. Sang pemilik rumah keluar dengan menggunakan jaket sesuai perintahnya.

“Ayok, naik.”

Bigel pun mulai menaiki motor Elian yang dibantu oleh sang pemilik motor.

“Mau kemana ini, El?”

“Udah ikut aja, pegangan.” Elian menarik kedua tangan Bigel untuk berpegangan dengan memeluk pingganya.

“Modus aja lo!!” seru Bigel sembari menepuk pundak milik Elian.

Yang ditepuk malah terkekeh, “Gapapa, bentar lagi udah jadi pacar ini, iya gak yang?”

“Elian!!!”

Bukannya apa, Bigel benar-benar salah tingkah sekarang, Elian memang selalu berhasil membuat Bigel salah tingkah. Pipinya sekarang sudah memanas kemerahan, ia panik bukan main, takut Elian akan melihatnya.

Setelah beberapa menit diperjalan, kini keduanya telah sampai di tempat tujuan. Elian membawa Bigel ke taman yang juga bersebelahan dengan danau yang terlihat begitu cantik karena adanya pantulan cahaya dari lampu-lampu gedung yang berada disekitar sana.

Elian mengajak Bigel untuk duduk di bangku yang tersedia disana, “Duduk sini.”

Bigel menurut, ia duduk disebelah Elian sembari melihat pemandangan malam yang sangat cantik. Tiba-tiba Elian mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya, Elian membuka kotak merah berbentuk persegi panjang itu. Kemudian, ia keluarkan kalung yang dilengapi oleh liontin cantik dari dalam sana, lalu ia pasangkan kalung tersebut keleher milik bigel.

“El…”

“Buat apa?” sambungnya.

“Buat lo, disimpen ya. Lo cantik pake itu.”

“Elian, makasih.”

Ia mengangguk dan tersenyum. Kini, Elian sudah duduk berjongkok sembari menghadap kearah Bigel. Ia memegang tangan kanan Bigel, yang dipegang pun langsung terkejut.

“Bi, lo tau kan gue suka sama lo? lo tau kan gue sayang sama lo? lo tau kan gue sayang sama lo as a lover bukan as a friend?”

Bigel mengangguk.

“Sekarang gue boleh ngehapus status lo sebagai sahabat gue dan gue ganti jadi pacar gue?”

Bigel sempat terdiam sejenak, ia benar-benar terkesima oleh sosok laki-laki yang berada dihadapannya.

“Bi? kok diem?”

“Nggak apa-apa, cuma heran aja, pacar aku ganteng banget malem ini.”

“Oh—Hah???”

“BARUSAN BILANG APA BI??? PACAR????”