flashback.

Malam itu, malam dimana keduanya baru saja selesai merayakan hari jadi mereka yang pertama, hujan turun sangat lebat. Mobil Daffin tetap terus menerobos derasnya hujan diluar sana. Aubrey yang memakai gaun selutut mulai merasa kedinginan dikarenakan hujan dan suhu di dalam mobil yang cukup dingin.

“Di belakang ada jaket aku, kamu kedinginan kan?” Daffin yang peka terhadap tingkah Aubrey langsung menatap ke arah gadis itu dengan memberikan tatapan seakan menyuruh untuk mengambil jaket yang ada di belakang kursi penumpang.

Gadis dengan rambut sebahu itu langsung mengambil jaket milik Daffin yang tergantung di hand grip kabin mobil. Kemudian, ia langsunv mengenakan jaket itu di tubuhnya. Hangat.

“Makasih ya,” ucap Aubrey yang kembali menyenderkan tubuhnya ke jok mobil yang sudah ia turunkan sedikit. “Aku boleh tidur sebentar, nggak?” tanya Aubrey dengan tubuh yang meringkuk menghadap ke arah Daffin. Yang sedang sibuk dengan setirnya pun langsung memberikan anggukan kecil, “Tidur aja, nanti kalau udah sampe rumah kamu, aku bangunin ya.”

-

Hujan sudah mulai reda, Daffin dapat melihat jelas jalanan malam yang ia lewati. Ia juga sempat melihat kondisi kekasihnya yang berada disebelah kirinya, di elus kepala dan tangan mungil milik kekasihnya yang sedang tertidur pulas, lalu ia genggam dan memberikan sedikit kecupan kecil di punggung tangan gadis itu.

“Cantik,” ucapnya.

Dirasanya terlalu sepi, Daffin kembali menyalakan tape dan bluetooth mobilnya. Daffin memilih untuk meng-shuffle lagu dari ponselnya. Kini lagu Roses & Sunflowers milik Timmy Albert terputar. Ia menaruh ponselnya dan kembali mengemudikan setirnya sembari menikmati bait demi bait lirik lagu yang sedang diputar.

You're a flower that's blooming every season with spring

I fell in love with your roots, the whole you, everything

You give me those butterflies

Wish I could keep them in a jar

So I could take you with me no matter where you are, oh

Daffin teringat sesuatu setelah mendengarkan lirik lagu tersebut, flower. Ia sadar bahwa dirinya lupa untuk memberikan bunga kepada kekasihnya di hari jadi mereka.

“Anjir! kok gue bisa lupa, pantesan tadi kayak ada yang kurang waktu dinner,” gerutunya.

Aubrey mulai gelisah dan sedikit mendengar ucapan Daffin barusan. “Hey, kenapa? Kamu lupa apa?” tanyanya dengan tatapan samar.

Yang ditanya pun langsung menoleh ke arah samping kirinya, “Brey, i'm so sorry... Aku lupa beliin kamu bouquet flowers.”

“Fin, nggak apa-apa.” Aubrey memegang tangan Daffin.

Daffin tetap lah Daffin, ia tidak menghiraukan ucapan kekasihnya barusan. Ia membanting setir ke lain arah. “Aku tadi liat ada toko bunga yang masih buka di deket sini. Kita kesana, ya? Aku beneran lupa banget babe, maaf,”

“Nanti disana kamu bebas pilih deh, mau bunga apa,” sambungnya.

Aubrey terkekeh akibat ucapan kekasihnya barusan.

“Ih, kok ketawa sih?” Daffin mengernyitkan alisnya.

“Kamu lucu kalo lagi panik.”

Babe... Jangan gitu!”