just two of us
Setelah melihat pesan yang dikirimkan oleh sang kekasih, Lady langsung mengambil jaket yang berada di lemari pakaiannya. Ia langsung keluar menuju taman apartmentnya dengan menaiki lift. Pintu lift terbuka dengan sempurna, Lady buru-buru melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan Sadew. Ia pikir, laki-laki itu hanya bercanda dengan ucapannya tadi, tapi ternyata Lady bisa melihat dari kejauhan Sadew yang sudah melambaikan tangan ke arahnya.
Lady langsung menghampiri Sadew yang berada di jarak yang tidak terlalu jauh darinya. Laki-laki itu tersenyum ke arahnya sembari merentangkan tangannya, seakan memberi kode untuk Lady masuk ke dalam dekapannya. Bukannya mendapat pelukan hangat, Sadew malah dihujani cubitan kecil oleh Lady.
“Kenapa tiba-tiba udah di Jakarta? Kamu bilang pulang besok!”
“Aduh! Ampun…. Sakit perut aku.” Sadew meringis kesakitan akibat cubitan kecil yang diberikan oleh Lady.
“Jawab dulu.”
“Ya kan udah aku bilang, mana tahan buat pulang besok. Aku kangen kamunya sekarang, bukan besok.”
Lady menggeleng saat mendengar jawaban dari sang kekasih. “Kamu tuh ya! Jangan kebiasaan nekat gini.”
“Udah dong jangan marah, mending kasih aku peluk dulu.”
“Nggak mau.”
“Lad….”
“Nggak.”
Lady langsung menjauh dari Sadew. Sebenarnya ia senang melihat kehadiran Sadew, namun ia juga khawatir dengan kondisi tubuh Sadew. Apalagi laki-laki itu baru saja selesai dari kegiatan menyanyinya.
Sadew yang melihat Lady menghindar langsung memeluk perempuan itu dari belakang. “Jangan cemberut gitu dong, Lad.”
“Lepas ih, kalo ada fans kamu yang berkeliaran disini gimana? Atau ada yang ngenalin kamu gimana?”
“I don’t care, aku bisa langsung announce tentang hubungan kita ke publik.”
“Jangan ngaco! Aku belum siap dirujak sama fans kamu.”
“Bahasa apa sih rujak itu….”
“Udah ah kamu nggak paham! Lepasin dulu, aku sesek.”
Akhirnya Sadew mengalah. Perempuan itu langsung mengirup napas lega setelah Sadew melepaskan pelukannya.
“Ayo,” ajak Sadew.
“Ayo kemana?”
“Night walk, biar wishlist tadi tercapai,” jawab Sadew. “Di mimpi kamu kita night walk sambil pegangan tangan nggak?”
“Aku lupa.”
“Yaudah pegangan aja kalo gitu.” Sadew langsung menautkan jari-jarinya ke sela jari tangan Lady. Keduanya langsung berjalan mengitari taman dengan jari yang saling bertaut, sesekali Sadew merangkul pundak sang kekasih karena merasakan dinginnya angin malam yang cukup menusuk kulit.
“Lad,” panggil Sadew.
“Ya kena—“
Cup!
“SADEW!”
“Yes dapet cium!” Sadew langsung berlari setelah mengecup sekilas bibir Lady.
Yang dikecup pun tidak tinggal diam, ia langsung berlari mengejar Sadew. Perempuan itu berniat untuk memberi cubitan kecil kepada Sadew karena sudah sembarangan mencium bibirnya di tempat terbuka seperti ini. Baru setengah berlari, Lady sudah berhenti akibat Sadew yang berlari sangat cepat. Sadew tertawa jahil melihat Lady yang sudah menyerah untuk mengejarnya.
“Masa berhenti sih, kejar dong sini,” teriak Sadew sambil terkekeh.
“Sadew nyebelin!” ucap Lady pelan, kemudian ia kembali mengejar Sadew yang berada lumayan jauh darinya.