love you, goodbye.

Keira senang bukan main, bagaimana tidak? ia barus saja mendapat balasan pesan dari kekasihnya yang beberapa minggu ini tidak ada kabar. Ia langsung buru-buru menuruni tangga rumahnya dan membukakan pintu untuk Acel. Betapa senangnya Keira saat melihat Acel yang sudah berdiri dihadapannya. Keira langsung menghambur kepelukan Acel untuk menyalurkan kerinduannya, “Aku kangen banget, kamu kemana aja!!!”

Acel hanya mengelus punggung serta kepala Keira sambil tersenyum.

“Jawab ih Acel,” ucap Keira yang kini sudah mulai terisak.

“Kamu kok nangis? sini lepas dulu, aku juga kangen, mau liat muka kamu!” seru Acel, walaupun sebenarnya ia sedang menahan untuk tidak menteskan air matanya, karena mengingat tujuan awalnya.

Keira melepaskan pelukanya, dan langsung menatap mata Acel yang sedikit terlihat sendu. Ia heran sekaligus penasaran.

“Kamu kemana aja, Cel?”

“Boleh ngobrolnya di dalem? ngga enak diluar kayak gini. Aku juga pegel ini berdiri terus!”

Keira tertawa akibat kalimat terakhir Acel, akhirnya ia mempersilahkan Acel untuk masuk ke dalam rumahnya.

Kini keduanya sudah duduk bersebalahan di ruang tamu, “Ayo, ceritain. Kamu kemana aja seminggu ini?”

Acel hanya menatap Keira dan akhirnya mulai menjelaskan, “Waktu pas di puncak, mami telfon aku, mami bilang Kakek Opa koma karena stroke”

Keira terkejut dan tidak menyangka, ia langsung mengelus-elus punggung tangan Acel, ia tahu seberapa paniknya Acel pada saat itu.

“Dari situ, aku langsung balik ke Jakarta tanpa pamitan sama siapa-siapa Kei, bahkan aku bener-bener ngga kepikiran buat ngabarin kamu, waktu itu aku cuma mikirin kondisi Kakek Opa, aku takut banget”

“Pas sampe rumah, aku, papi sama mami langsung packing buat terbang ke Singapore hari itu juga”

“Waktu udah sampe Singapore aku bener-bener ngga pegang handphone Kei, aku fokus ngurusin Kakek Opa disana. Jadi, aku minta maaf banget sama kamu, sama semuanya karena tiba-tiba udah ngilang gitu aja.”

“Hey, it’s fine. Itu musibah Cel, wajar kalo kamu ngga sempet ngabarin siapa-siapa.” Keira mengelus pundak Acel.

“Terus, gimana kondisi Kakek opa sekarang, Cel?”

Acel menundukkan kepalanya, “Semakin parah Kei,” ucapnya dengan nada yang bergetar.

Keira langsung menarik Acel kedalam pelukannya. Keira tau betapa sayangnya Acel dengan kakeknya. Kakek opa merupakan satu-satunya kakek yang Acel punya dan merupakan kakek terdekat Acel. Jadi, ia bisa merasakan betapa sedihnya Acel saat ini.

“Sabar ya Cel, Kakek Opa pasti sembuh. Kita berdoa aja yaaaa, kamu jangan sedih begini ah, nanti Kakek Opa ikutan sedih!!”

Acel mengangguk.

“Terus, sekarang Kakek Opa sama siapa disana? kamu bakalan balik kesana lagi Cel?”

Acel langsung terdiam dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Keira.

“Sama Om Evan, Kei.”

“Tapi… Om Evan ada panggilan kerja di Aussie. Jadi, Om Evan sama istrinya harus pindah ke Aussie.”

“Jadi?” tanya Keira.

“Mau ngga mau, aku, papi sama mami yang bakalan ngurusin Kakek Opa disana Kei,”

Acel menarik napasnya pelan sebelum melanjutkan kalimatnya.

“Aku sekeluarga bakalan pindah ke Singapore.”

deg

Perasaan Keira mulai tidak enak, ia mengerti kemana arah pembicaraan ini.

Acel menatap mata Keira sembari menggenggam tangan Keira, “Tentang hubungan kita, Aku mau kita udahan, Kei.”

Kalimat yang baru saja dikatakan oleh Acel sukses membuat Keira meneteskan air matanya, ternyata dugaannya benar, Acel memintanya untuk mengakhiri hubungan mereka berdua.

“Kenapa, Cel?” tanya Keira lirih.

“Kamu tau alasannya Kei, kamu tau aku ngga bisa jalanin hubungan jarak jauh.”

Benar, Acel benar. Keira memang sangat tau tentang itu, Keira tau kalau hubungan jarak jauh adalah salah satu ketakutan bagi Acel. Keira sempat diam sejenak, ia mencoba untuk memahami situasi yang sedang dialami oleh Acel. Sampai akhirnya ia mengiyakan permintaan Acel untuk mengakhiri hubungan mereka berdua, walaupun sebenarnya mereka berdua masih memiliki perasaan yang sama.

Acel tidak bisa melihat Keira yang menangis seperti itu, ia membawa Keira kedalam pelukannya, “*Keira, Even though we’re not together anymore…

…i will always love you.*”

Keira semakin menangis mendengar ucapan Acel barusan, Keira mengeratkan pelukannya dan menangis dipelukan Acel. Ia berharap ini semua adalah mimpi dan berharap nantinya ia bisa dipertemukan kembali oleh Acel.