me, you and this story.

Pertandingan antara tim futsal SMANSA dan tim futsal SMA Nusa baru saja selesai. Pertandingan dimenangkan oleh SMANSA. Semua anggota futsal SMANSA beserta dengan coach mereka langsung berkumpul untuk merayakan kemenangannya dengan saling berpelukan di tengah lapangan lengkap dengan suara teriakan dari supporter SMANSA di tribun.

Sebenarnya saat tadi pertandingan berlangsung, Farel nyaris tidak fokus karena beberapa kali memperhatikan atau sekedar melirik ke arah tribun penonton untuk mencari keberadaan gadis yang ia nantikan kehadirannya. Bahkan sampai sekarang ia masih mecari sosok gadis itu, namun hasilnya tetap nihil.

Good job, Rel!” tegur Reno sembari menepuk bahu Farel. Farel yang sebelumnya sedang melihat ke arah tribun langsung sadar akan tepukan di bahunya.

Kaki maneh teh emang super,” lanjut Reno.

“Halah, lebay pisan! Semuanya kan juga sama, sat set sat set. Good job juga, No!”

Reno mengangguk, “Yaudah, aing duluan ke ruang ganti ya, sumuk banget.”

Farel mengangguk, “Hooh, sok.”

Haris yang sebelumnya sedang berbincang dengan coach team mereka langsung menghampiri Farel. “Temenin aing yuk.”

“Kemana?”

“Udah ikut wae, nanti juga seneng.”

Farel menatap Haris dengan bingung. Namun ia tetap mengikuti langkah sahabatnya itu.

Mereka berdua langsung berpamitan dengan teman-temannya serta coach mereka dan kemudian langsung pergi meninggalkan lapangan.

“Duluan ya semua, Good job team!”


“Yaelah, Ris, kalo ke ruang ganti mah tadi mending maneh bareng si Reno!”

Haris terkekeh. Karena nyatanya Haris hanya mengajak Farel untuk pergi ke ruang ganti peserta bersama.

“Sabar atuh, abis ini baru temenin aing, sekarang mah ganti baju dulu. Basah keringet gini emangnya maneh betah?”

Bade kamana, sih?”

“Ketemu cewek geulis,” sahut Haris.

“Dih? Sejak kapan maneh teh punya awewe.”

“Ya makanya ntar ketemu.”

“Yaudah,” final Farel.

Farel langsung masuk ke dalam bilik kosong untuk mengganti pakaiannya, bahkan ia juga sempat mengguyur badannya yang sebelumnya dibahasi oleh keringat. Sama halnya dengan Haris, ia juga masuk ke dalam bilik yang berada di sebelah Farel untuk melanjutkan sesi bersih-bersih tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, Farel keluar dari bilik terlebih dahulu.

“Udah belom, Rel?” tanya Haris dari bilik sebelah.

Aing udah keluar daritadi, gelo! Maneh yang lama.”

“Oh, bilang atuh!” haris terkekeh.

“Yaudah hayuk cus…”

Keduanya melangkahkan kaki keluar dari ruang ganti. Ramainya siswa-siswi dari sekolah lain membuat Farel kewalahan untuk mencari keberadaan Adys. Iya, Farel masih berusaha untuk mencari gadis itu. Rasa penasarannya sangat tinggi. Sejak keluar dari ruang ganti, Farel hanya berjalan mengikuti kemana Haris akan membawanya pergi. Sampai dimana kini mereka sudah tiba di taman belakang SMA Nusa.

“Udah sampe.”

“Mana cewek geulis yang maneh bilang?” tanya Farel.

“Tuh,” tunjuk Haris ke arah gadis cantik dengan dress putih yang sedang berjalan ke arahnya dan Haris sembari membawa satu buket bunga ditangannya.

“Anjir maneh, Ris!”

“Ngerjain aing, ya?”

Haris hanya terkekeh melihat muka terkejut Farel.

Good luck ya, aing tinggal dulu,” ucap Haris yang langsung pergi meninggalkan Farel.

Gadis cantik yang sedari tadi Farel tunggu kehadirannya semakin memperdekat jaraknya. Bahkan kini sudah tinggal beberapa langkah untuk sampai di hadapannya.

“Halo,” sapa Adys.

“H-hai teh,” jawab Farel dengan gugup.

“Kenapa gugup begitu? Santai aja kali.”

“Grogi teh, kaget juga teteh kok bisa ada disini.”

“Duduk dulu atuh, biar nggak pegel.”

Keduanya langsung duduk di kursi taman yang memang tersedia disana.

“Ini buat kamu,” Adys memberikan bunga itu ke arah Farel yang langsung Farel terima dengan baik.

“Selamat ya karena udah juara.”

“Makasih teh. Tapi emangnya teteh tau kalo Farel menang?”

“Tau lah! Orang aku nonton.”

“Dimana? Kok Farel nggak ngeliat teteh.”

“Di tribun supporter Nusa.”

“Pantesan!!!”

Adys terkekeh melihat Farel yang lagi dan lagi bertingkah gemas. Beda sekali dengan Farel yang berada di lapangan beberapa jam yang lalu.

“Tapi tadi kamu keren mainnya, ih! Bangga aku.”

“Pacar siapa dulu?” tanya Farel.

“Nggak tau,” ledek Adys.

“Ih! Pacar kamu teh!”

“Kan belom baikan, emang masih pacaran?”

Teteh jangan begitu dong teh. Kayaknya seneng banget ya liat aku sedih begini.”

Adys menyentil jidat Farel pelan, “Lebay!”

“Yaudah ini mau maafan nggak nih?” tanya Adys.

“MAUUUUU!!!!!”

“Sini aku minjem tangan kamu,” pinta Adys. “Buat apa teh?”

“Siniin aja.”

Farel langsung mengarahkan tangannya ke arah Adys. Adys langsung memasukkan sela-sela jarinya ke jari milik Farel.

“Farel Ethan yang kasep… Farel Ethan pacar Kamelia Gladys Zaura… Farel Ethan yang baik hati walaupun kadang nyebelin pisan, permintaan maafmu waktu itu aku terima.”

“Aku juga minta maaf sama kamu kalo kemarin aku teh bener-bener kayak anak kecil, cemburuan nggak jelas, nggak bisa ngertiin kamu dan bersikap egois. Seharusnya teh aku bisa lebih dewasa dan paham sama situasi kamu ya Rel, tapi ternyata teh aku masih banyak kurangnya. Jadi, aku juga minta maaf sama kamu ya Rel. Setelah ini aku bakalan belajar biar bisa jadi pacar yang baik untuk Farel Ethan…”

“Mulai sekarang, kita berdua resmi baikan ya, setuju atau tidaaaakkk?” tanya Adys.

Farel tidak menjawab pertanyaan Adys, melainkan ia langsung membawa Adys ke dalam pelukannya. Ia benar-benar memeluk perempuan itu dengan erat, seakan-akan seperti menjaga agar perempuan ini tidak kemana-mana. Adys yang tiba-tiba didekap oleh Farel langsung terkejut. Ia juga benar-benar merindukan pelukan ini. Tangannya tidak diam saja, kedua tangannya langsung membalas pelukan Farel dan mengelus punggung kekasihnya dengan sayang.

“Kangen, aku kangen. Kita baikan, resmi baikan ya teh ini. Jangan berantem lagi ya teh, aku teh hampa pisan nggak ngobrol sama teteh. Loyo euy!”

Adys terkekeh di dalam pelukan Farel, “Iya baikaaan baweeeel!”

“Lepasin dulu atuh, sesek! Aku juga masih punya hadiah lain buat kamu,” ujar Adys sembari melepaskan pelukan Farel.

“Apa?”

“Merem.”

“Kok? Mau ninggalin aku ya?”

“Bawel ih, udah merem aja.”

Farel pun menuruti Adys untuk memejamkan matanya. Sedangkan Adys, pipinya sudah memanas terlebih dahulu. Adys kembali memastikan bahwa kekasihnya itu sudah sepenuhnya memejamkan matanya.

Dirasanya Farel benar-benar memejamkan matanya dengan sempurna, Adys sedikit memajukan tubuhnya dan menempelkan bibirnya di kening mlik Farel. Farel sontak membuka matanya dan langsung menatap wajah Adys yang sangat dekat dengannya tanpa sepengetahuan gadis itu. Pipinya memanas. Senyumnya tidak bisa ia sembunyikan, ia bisa merasakan ada kupu-kupu yang menari diperutnya. Farel kembali memejamkan mata ketika Adys yang sudah menajuh dari tubuhnya.

Keduanya saling bertatapan. Tangan Farel bergerak untuk membelai rambut panjang milik Adys dengan penuh kasih sayang. Memang hanya seorang Kamelia Gladys Zauranya lah yang bisa membuatnya merasakan perasaan jatuh cinta seperti ini.