Perfect
Keira mengintip dari jendela kamarnya, ia bisa melihat jelas mobil Acel yang sudah terpakir di depan rumahnya. Ia turun dan tidak lupa untuk berpamitan dengan Ibunya. Setelah berpamitan, Keira berjalan keluar rumah dan langsung menghampiri mobil Acel, sedangkan yang berada di dalam mobil pun mempersilahkan sahabatnya untuk masuk.
“Maaf ya lama, tadi ngantri banget di pom bensin,” ucap Acel sembari membantu Keira dengan menaruh barang bawaannya ke jok belakang mobil.
“Gapapa, santai aja. Tadi macet, ga? Oh iya, roti yang dari gue dimakan?”
“Tadi ngga begitu macet sih, dimakan kok!”
“Nih, udah di dalem perut,” sambungnya sambil menunjuk-nunjuk perutnya.
“Bagussss!”
Setelah itu, tidak ada obrolan lagi diantara keduanya. Acel kembali menyalakan radio mobilnya, tiba-tiba lagu perfect milik one direction terputar.
“Our song, Kei!” seru Acel dan langsung menyanyikan lagu itu dengan semangat. Keira hanya tersenyum, dan ikut bernyanyi bersama Acel.
”But if you like causing trouble up in hotel rooms”
”And if you like having secret little rendezvous”
”If you like to do the things you know that we shouldn't do”
”Then baby, I'm perfect”
”Baby, I'm perfect for you”
“Aduh, gue jadi kangen one direction!!!” celetuk Keira ketika lagunya sudah selesai terputar.
“Kalo gue, kangen ngga?” tanya Acel.
Alih-alih menjawab pertanyaan Acel, Keira lebih memilih untuk mencubit lengan Acel, “Aduh! aw—sakit, Kei!!!”
“Sukurin! lagian ngga nyambung,” Keira memutarkan matanya, sebal.
“Yeeee, kan nanya doang!”
“Udah deh, mending lo fokus nyetir aja.”
Acel hanya terkekeh pelan, ia sangat tau betul pasti sahabatnya itu sedang salah tingkah.
“Pipi lo merah tuh.”
“ACEL!!!!”
Mereka berdua telah sampai, Acel memarkiran mobilnya dengan sempurna digarasi rumahnya, lalu mereka berdua turun dari mobil.
Acel jalan lebih dulu dan segera menekan bel rumahnya. Tidak perlu menunggu lama, pintu rumah Acel terbuka dan menunjukkan sosok wanita cantik dengan pakaian yang begitu sederhana tapi terkesan mewah.
“Halo tante,” sapa Keira sambil menyalimi tangan Selina, ibu Acel.
“Halo, anak cantik! ih tante kangen sekali sama kamu.” Selina merangkul bahu Keira, “Yuk, Masuk yuk, Kei.”
“Iya tante,” ucap Keira.
“Pi, liat nih… Siapa yang datang,” ujar Selina.
Andre yang sedaritadi sedang asyik menonton film diruang tengah langsung bangkit dari sofa dan langsung berjalan ke arah sumber suara, “Waduh… Makin cantik aja, gimana kabar mu, sehat kan? mama papa sehat?”
Keira menyalimi tangan Andre, “Baik kok om, papa sama mama juga sehat.”
“Bagus kalau begitu.”
Acel hanya memperhatikan Keira yang sedang mengobrol dengan kedua orang tuanya, lalu ia izin pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya sebentar.
“Mi, Pi, Acel naik sebentar ya… Mau ganti baju.”
Selina dan Andre hanya mengangguk.
“Kei, bentar ya.” Acel menepuk bahu Keira.
“Iyaaaa.”
Setelah Acel pergi ke kamarnya, mereka bertiga hanya berbincang-bincang sedikit.
“Kei, langsung ke dapur aja yuk!” ajak Selina.
“Ayok tan, boleh.”