🌃
Setelah selesai dengan urusan dapur, Keira langsung berjalan ke arah ruang tamu. Ia melihat Acel yang sedang tidur di atas sofa dengan tangan yang menjadi tumpuan kepalanya.
“Cel, bangun yuk. Makanannya udah jadi.” Keira membangunkan Acel dengan nada pelan.
Acel tidak bangun juga.
“aduh, ni anak tidur apa pingsan sih,” batinnya.
Keira menepuk pipi acel dan mencoba membangunkan sekali lagi, “Acelole… Bangunnnn….. Makanannya udah jadi!!!”
Acel langsung bangun dari tidurnya, walaupun matanya masih tertutup sedikit. Keira tertawa melihatnya, “Melek kali, Melek,” ledek Keira.
“Berisik, minggir ah. Gue mau cuci muka!” Acel menyentil dahi Keira.
“Ih!!! dasar Acel, nyebelin.” Acel hanya tertawa dan langsung meninggalkan Keira disana.
Setelah itu, keduanya langsung pergi menuju meja makan, kedua orang tua Acel juga sudah menunggu disana. Mereka semua langsung mencicipi hidangan yang dibuat oleh Keira dan Selina. Setelah selesai dengan makan malam, mereka pindah ke ruang tamu untuk mengobrol singkat.
Jam sudah menujukkan pukul 8 malam, Keira segera berpamitan dengan kedua orang tua Acel, “Tante… Om, Keira pamit pulang dulu ya, makasih juga oleh-oleh nya.”
“Iya, sama-sama anak cantik. Salam untuk mama dan papa mu ya!” seru Selina.
“Iya tan,” Keria menyalimi tangan Selina dan Andre.
“Di antar kamu kan, Cel?”
“Iya pi, Acel anter Keira dulu ya,” ucap Acel sembari berpamitan.
Kini mobil Acel sudah terparkir di depan halaman rumah milik Keira.
“Udah sampe, cantik.”
“Oke ganteng, makasih banyak untuk hari ini,” ucap Keira sambil melepaskan seat beltnya
“Seneng, ngga?” tanya Acel.
“Seneng lah!!”
Acel tersenyum dan mengacak-acak rambut Keira, “yaudah, sana masuk. Jangan lupa bersih-bersih dulu baru tidur.”
“Siap, lo juga!”
Acel mengangguk.
“Maaf gabisa mampir, udah malem soalnya. Salam aja buat Papa sama Mama, ya.”
“Oke, hati-hati Acel!”
Keira membuka pintu dan lekas turun dari mobil Acel, ia tidak langsung masuk melainkan melambaikan tangannya ke arah Acel. Yang di dalam pun menurunkan kaca jendela dan membalas lambaian tangan dari sahabatnya itu.
“Masuk, gih.”
Yang disuruh pun mengangguk dan langsung masuk ke dalam rumahnya, bersamaan dengan Acel yang juga melajukan mobilnya.