Suara mesin motor yang terdengar dari luar langsung menarik perhatian Aluna yang sebelumnya sedang membantu sang ibu di dapur.
“Ma, itu kayaknya Kak Abam. Aluna bukain pintu dulu ya.”
“Iya sayang.”
Aluna segera menghampiri Abrams yang sedang melambaikan tangannya ke arah Aluna.
“Mau langsung?”
“Izin dulu sama mama kamu, mama ada kan?”
Aluna mengangguk. “Ada kok. Yaudah masuk dulu.”
Setelah menaruh helmnya di atas motor kesayangannya, Abrams langsung mengikuti langkah Aluna untuk masuk ke dalam rumahnya.
“Eh, ada si ganteng… Masuk sini, Bam. Mau keluar sama Luna?” Tanya Mia, ibu Aluna.
“Halo tan… Iya Abam izin ajak Aluna sarapan bubur diluar ya tan,” ucap Abrams sembari menyalimi tangan Mia.
“Yaudah gih, nanti keburu abis buburnya, udah mau jam 9.”
“Yaudah Ma, adek pergi dulu ya sama kak Abam.”
“Tan, pamit dulu ya.”
-
“Mang, buburnya satu ya. Yang satu nggak pake kacang sama seledri, satenya sate usus. Yang satu campur tapi kuah kuningnya dipisah ya, satenya sate telur puyuh.”
Selesai dengan urusan memesan bubur, Abrams kembali ke meja untuk menghampiri Aluna.
“Kenapa kok bengong?”
Yang ditanya hanya menggeleng sembari menopang dahunya.
“Masih mikirin yang kemarin?”
“Sedikit, tapi udah nggak begitu karena kamu bilang LDR itu gapapa asal kita saling percaya satu sama lain aja.”
Abrams menatap lekat bola mata Aluna sembari tersenyum. “Udah, overthinking-nya jangan berkelanjutan ya. Masih banyak waktu, juga belum tentu kita LDR Luna… Aku kan nggak tau rezeki ku bagus atau engga.”
“Ya semoga bagus kak! Aduh, pokoknya omongan aku kemarin jangan bikin kamu mikir juga ya kak… Kalo pun kita nantinya bakalan LDR aku bakalan belajar dari omongan kamu kok. Jalanin dan saling percaya.”
“Pinter pacar akuuuu.”
“Punten, ini bubur nya ya A… Teh…”
“Makasih ya mang.”
Ketika tukang bubur itu pergi, keduanya saling menatap dan tersenyum seperti ingin melakukan sesuatu.
“Ready?” tanya Abrams.
“Ready!”
Abrams dan Aluna langsung mengaduk buburnya masing-masing lalu menikmati bubur itu dengan menggerakan tubuhnya karena rasa yang pas.
“Abis makan bubur jadi?” tanya Abrams disela-sela menyuap buburnya.
“Jadi apa kak?”
“Jadi mau meluk aku.”
uhuk… uhuk…
“Nanya nya bisa pas aku selesai nelen nggak sih!!!”