The Truth

Suara mesin mobil yang tak asing ditelinga Bigel baru saja berhenti didepan rumahnya. Bigel yang tahu itu adalah mobil Elian langsung turun dari kamarnya dan segera menghampiri temannya itu.

Pintu baru saja Bigel buka, bukannya mempersilahkan Elian untuk masuk, Bigel memilih untuk menghambur kepelukan Elian.

“Gue benci banget sama Ayden, gue benci banget sama Nadin, El… Gue bodoh banget, gue bodoh banget kenapa bisa percaya sama manusia kayak mereka,” lirih Bigel.

Elian yang merasa tidak tega langsung menepuk-nepuk pundak dan puncak kepala Bigel.

“Keluarin semuanya, Bi. Gapapa lo marah-marah ke gue, yang penting lo lega,” ucap Elian.

“Ayden mutusin gue dengan alasan dia lagi gamau pacaran, El, tapi ternyata dia selingkuh sama sahabat gue sendiri… Brengsek!!!”

“Gue mau jambak, Nadin!!”

Bigel memukul dada Elian berkali-kali untuk melampiaskan kekesalannya. Elian sama sekali tidak keberatan, ia benar-benar membiarkan temannya itu untuk meluapkan semua emosinya, karena Elian tahu, Bigel sudah lama memendam emosinya.

Setelah merasa tenang, Bigel melepaskan pelukan Elian dan kembali membereskan penampilannya yang tampak kacau, “Sorry, El. Seharusnya gue nggak marah-marah dan mukul-mukul lo kayak gitu.”

Hey, it’s fine. Yang penting lo udah lega, kan?”

Bigel mengangguk.

Elian mengajak Bigel untuk duduk, kemudian ia menyuruh Bigel untuk menyender dipundaknya, “Bi, sini.”

“Dengerin ya, gue mau jujur. Lo nggak usah liat ke gue gapapa. Nih, sambil makan cokelat,” ucapnya sembari memberikan satu batang cokelat kepada Bigel.

Thanks.” Bigel menyenderkan kepalanya kepundak milik Elian sembari memakan cokelat pemberian Elian.

“Bi, sebenernya gue tau Ayden main belakang sama Nadin—dengerin gue dulu!!” baru saja Bigel ingin bangkit dari posisinya, tapi Elian sudah lebih dulu menahannya.

“Gue tadinya mau langsung kasih tau lo, tapi gue nggak tega. Bukannya gue jahat atau mau nyembunyiin ini sama lo, tapi gue cuma lagi cari waktu yang pas buat ngasih tau ke lo, tapi ternyata lo udah tau duluan dari orang. Maafin gue ya, Bi.”

Seharusnya Bigel marah kepada Elian karena ia tidak langsung memberitahunya. Tapi, hati Bigel luluh dengan penyamapain Elian.

“Nggak usah minta maaf, El. Lo nggak salah.”

“Gue boleh nanya dari kapan mereka main belakang?” tanya Bigel.

“Semenjak lo sibuk ngurus webinar kemarin. Bara yang ngasih tau, Bara ngeliat Ayden jemput Nadin di Bandara, dan beberapa kali Nadin juga main ke kosnya Ayden.”

Bigel tersenyum miris.

Pantas saja, pantas saja Ayden berubah menjadi cuek dan jarang menghubunginya kala itu. Ternyata, mantan kekasihnya sudah menemukan rumah barunya.