fixed on you
Dengan segala keberanian yang sudah Kyra kumpulkan, ia memutuskan untuk menemui Adriel yang sudah tiba di depan rumahnya. Detak jantung Kyra berpacu dua kali lebih cepat dari pada biasanya. Kini ia sudah tiba di depan pagar rumahnya, beruntung lah pagar rumahnya cukup tinggi. Jadi, ia bisa menyempatkan diri untuk menarik napasnya sebelum bertemu dengan sosok Adriel.
Ia sangat gugup, namun kini tangannya sudah menggeser pelan pagar rumahnya. Benar saja, Adriel sudah berada di depan, dengan tubuhnya yang menyender di samping mobil laki-laki itu.
“Masuk,” pinta Kyra.
“Mama papa ada?”
Kyra menggeleng. “Lagi ada acara di luar. Kenapa?”
“Kalo gitu di teras aja.”
Ini yang Kyra suka dari Adriel, dari dulu laki-laki itu tidak akan pernah mau untuk masuk ke dalam rumahnya ketika kedua orang tua Kyra sedang tidak ada di rumah.
“Yaudah, ayok duduk.”
Keduanya kini sudah saling duduk bersebalahan dengan Adriel yang sedikit menghadap ke arah Kyra.
“Kenapa kesini?”
“Mau ajak ngobrol.”
“Obrolin apa?”
“Kita.”
Kyra otomatis menelan ludahnya. Matanya tidak sengaja ia bulatkan, ia benar-benar terkejut oleh ucapan Adriel barusan.
“Ra, aku orangnya nggak suka basa-basi. Jujur aku kangen, kangen kamu, kangen kita. Aku tau dulu aku salah banget karena asal ambil keputusan buat putus dari kamu dan sekarang aku beneran nyesel. Udah 5 bulan kita pisah bener-bener bikin aku mikir kalo seharusnya waktu itu aku dengerin penjelasan dari kamu dulu, seharusnya aku nggak perlu langsung kesulut emosi, seharusnya aku bisa lebih ngertiin kamu Ra.”
“5 bulan juga aku belajar dari kesalahan Ra, aku coba buat ngerubah diri supaya bisa jadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya.”
“Tapi aku sempet takut Ra, takut karena nantinya kamu nggak akan mau nerima aku lagi. Sampe dimana waktu aku minta kamu untuk dateng ke UKS, aku denger kamu yang bilang kamu masih sayang aku. Dari sana aku bener-bener langsung yakin kalo kesempatan masih ada. That’s why aku beraniin diri buat dateng ke rumah kamu hari ini Ra.”
“Jadi maksudnya kamu mau kita kayak dulu lagi? Sama-sama lagi?” tanya Kyra.
Adriel mengangguk. “Kalo kamu mau.”
Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Kyra langsung menarik tangan Adriel dan mengelusnya.
“Kamu nggak usah merasa cuma kamu yang salah pada saat itu. Aku pun salah, Aku salah karena ngebiarin Andra meluk aku dengan seenaknya. Aku juga salah karena main nge-iyain kemauan kamu. Jadi disini kita sama-sama salah El. *So please stop blaming yourself ya.”
Kyra masih mengelus punggung tangan Adriel dengan sayang. “And now, let’s forget what happened in the past and start over again.”
Adriel membelalakan matanya. “Ra, kamu serius? Serius mau balikan sama aku?”
Kyra mengangguk sembari tersenyum. Adriel senang bukan main, ia langsung membawa gadis itu ke dalam dekapannya dan mengelus kepala Kyra dengan sayang.
“Thank you, Ra.”
Gadis itu membalas pelukan Adriel yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya lagi. Terangnya bulan sabit menjadi saksi bahwa keduanya masih saling menyayangi. Kedua insan itu masih saling mendekap, melampiaskan rasa rindunya yang selama ini sempat terpendam dan tidak dapat disalurkan. Senyuman yang terukir di bibir mereka berdua seakan menjelaskan isi hati keduanya pada malam ini.